Purwakarta – Bupati Ann Ratna Mustika memastikan tidak akan rujuk dengan suaminya, anggota PDRI Didi Mulyadi, di Purwakarta.
Anne mengaku keputusan menceraikan suaminya sudah bulat.
Menurutnya, banyak perbedaan yang kerap membuatnya berselisih dengan Didi Moulade.
Dia berkata, “Subjek kasus saya bukan hanya perbedaan prinsip dengan keluarga saya beberapa tahun yang lalu, tetapi juga pertengkaran dan pertengkaran. .
Dia juga mengatakan bahwa Didi Mouladi menyerangnya selama tinggal di rumah tersebut.
Perselisihan tersebut pertama, kurangnya pengungkapan pengelolaan keuangan keluarga, kedua, tidak terpenuhinya kewajiban terdakwa seperti kewajiban menafkahi fisik dan mental sebagai pasangan, dan ketiga, caci maki atau kekerasan verbal. Kekerasan dalam rumah tangga psikologis”. Dijelaskan.
Terkait upaya mediasi, Ambu Ann mengatakan tidak ada kesepakatan yang tercapai selama proses mediasi berlangsung.
Hanya kesepakatan hak asuh anak yang merupakan hasil mediasi.
Ia melanjutkan, “Saya langsung membacakan agenda perkara. Namun dari hasil proses mediasi, ada satu hal yang tidak menjadi alasan perceraian, yaitu hak asuh anak.”
“Dengan demikian, tidak ada lagi tuntutan hak asuh anak, karena anak tersebut dalam pengasuhan kedua belah pihak,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam sidang keempat pada Selasa, 11 Agustus 2022 (11 Agustus 2022), An Ratna menegaskan tidak ingin membela keluarganya.
Dia mengatakan kepada TribunJabar.id, “Saya mengatakan kepada hakim arbitrase bahwa saya tidak menyerah pada penyelesaian.”
Didi Mollid heran Anne mengaku pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Didi Mouladi membantah klaim Ann bahwa dia adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.
Seorang politikus Partai Golkar mengisyaratkan Anne akan menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi bersama seorang guru ngaji.
Merujuk Jawa Barat, Didi Mulyadi menghadiri sidang cerai dengan Ann Ratna Mustika pada Rabu (16/11/2022) di Pengadilan Agama Purwakarta Jawa Barat.
Agenda putusan cerai ke-5 adalah pembacaan surat cerai.
Dalam gugatan yang diajukan Ann Ratna Mustika atas kekerasan dalam rumah tangga baik verbal maupun psikis terhadap Didi Mulyadi.
Namun, Didi Mouladi membantahnya dalam wawancara usai sidang.
Menurutnya, hal itu tidak terjadi karena Ann Ratna tidak menunjukkan bahwa dirinya mengalami kekerasan psikis di rumah.
Dia mengatakan kepada TribunJabar, “Istri saya menderita kekerasan dalam rumah tangga psikologis yang merupakan tanda depresi, kehilangan kepercayaan diri terus-menerus dan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan. Apakah ada tanda-tanda Ambu Ann? Ambu percaya diri sebagai wali hari ini.” Penulis sebelumnya, Rabu (16 November 2022).
Dia juga menyangkal diberitahu bahwa dia tidak mencari nafkah secara jasmani atau rohani.
Didi mengatakan kondisi keuangan keluarga cukup dan mereka masih menghidupi anak-anak mereka.
“Adapun kebutuhan yang hilang, makanan, minuman, mobil, beras, dan pakaian semuanya dibiayai oleh negara. Jadi sebenarnya tidak ada masalah karena ada anggaran rumah tangga wali.”
“Kakak sulung sudah hampir menyelesaikan studinya di Universitas Pajajaran, dan yang kedua masuk Universitas Parahayangan yang menjamin biaya masuk kos.
Politisi Golkar Ambu pun berangkat umrah tanpa izin dan menanyai Ann yang masih suaminya.
Didi juga mengisyaratkan bahwa guru ngaji istrinya tidak menyelesaikan masalah keluarga.
Saat berangkat umrah, Ambu ditemani keluarga, anak keduanya, dan seorang guru ngaji.
Dan guru Alquran, sebagai seorang suami, harus bertanya kepada saya apakah istri ini siap untuk pergi bersama saya dan apakah ini diperbolehkan. Tugas guru Quran adalah mendamaikan, bukan menghukum siapa pun.”
“Kalau murid pengajian punya masalah, itu tugas guru untuk mendamaikannya. “Istri saya mengeluh”, bapak. Ini tidak boleh”.
Pengarang: Dinza Pahlevi
Artikel ini tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Sindir Neng Anne Umrah.