Dilaporkan oleh jurnalis Echo Sotrianto
JAKARTA – Diabetes merupakan akar penyebab penyakit yang menimbulkan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan berbagai komplikasi organ lainnya.
Untuk itu, individu dengan riwayat gangguan toleransi glukosa (TGT) atau gangguan glukosa puasa (GDP) atau pradiabetes harus lebih memperhatikan diri sendiri dan menerapkan gaya hidup sehat. Salah satunya adalah memperhatikan makanan. Dan asupan minuman, bahkan mereka tidak terus mengembangkan diabetes.
dr spesialis penyakit dalam. Rudy Korniwan dari SpPD, DipTH, MM, MARS menjelaskan bahwa konsumsi gula yang berlebihan merupakan penyumbang utama asupan kalori tinggi yang dapat memperparah penyakit diabetes.
Namun, bukan berarti orang harus berhenti mengonsumsi gula sama sekali.
“Gula boleh dikonsumsi dalam batas yang dianjurkan Kementerian Kesehatan RI,” kata Rudy dalam lokakarya pengurangan konsumsi gula untuk mencegah diabetes dalam rangka Hari Kesehatan Nasional 2022 dan Hari Diabetes Sedunia 2022 di Jakarta baru-baru ini.
Pengganti gula berupa pemanis rendah kalori juga ada di masyarakat, khususnya pada kelompok pradiabetes dan diabetes, ujarnya.
Hal ini tentunya harus diimbangi dengan aktivitas fisik yang teratur, memperhatikan label kemasan sebelum makan serta membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. Eva Susanti, S.Kp. Dr M.Kes mengatakan diabetes terus menjadi beban kesehatan karena mempengaruhi setidaknya 537 juta orang di seluruh dunia, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045. .
Jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 19,5 juta pada tahun 2021, menjadikannya jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.
“Kondisi ini membuat Anda berisiko terkena diabetes karena dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain gaya hidup Anda saat ini yang meliputi seringnya konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih serta kurang olahraga,” ungkapnya.
Pangan Berkebutuhan Gizi Khusus, Klaim dan Informasi Nilai Gizi, Proses dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Badan POM RI, Sofhiani Dewi, STP, M.Si. Terkait dengan pencegahan penyakit tidak menular, kebijakan konsumsi gula, garam, dan lemak saat ini mewajibkan semua makanan olahan kemasan mencantumkan informasi nilai gizi.
Kami berharap dengan adanya tabel informasi nilai gizi yang meliputi takaran saji, takaran saji per kemasan, takaran saji yang disarankan, dan rasio gizi, dll., dapat membantu masyarakat untuk lebih memperhatikan kandungan gula, garam, dan lemak dari setiap makanan olahan yang mereka konsumsi. akan mengkonsumsi. Termasuk GGL.
Hal ini akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi asupan yang dianjurkan yakni gula kurang dari 50 gram, garam kurang dari 5 gram, dan lemak kurang dari 67 gram.
Hal ini penting agar kita dapat lebih mengetahui jumlah gula dan kalori yang kita konsumsi sehari-hari sebagai salah satu faktor penyebab diabetes.”
Susana, STP, M.Sc., PD.Eng, Head of Strategic Marketing Nutrifood, menyampaikan pentingnya upaya berkelanjutan dan kolaborasi dengan mitra strategis seperti Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mendukung pengelolaan diabetes.
“Membatasi konsumsi GGL sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI melalui kampanye #BatasiGGL dan membaca label kemasan berperan penting dalam pencegahan pradiabetes dan risiko diabetes. Pola makan dan olahraga teratur, istirahat cukup dan deteksi dini,” ujarnya.