Laporan wartawan Rahmat Naqra
JAKARTA – Aktivis HAM Haris Azhar ditanya soal nama calon presiden oleh lembaga pemungutan suara.
Mantan koordinator Komite untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu mengatakan, hanya diberikan nama orang saja.
Mereka kemudian diminta untuk percaya, tanpa menguji, ide sebuah nama yang diberikan oleh sebuah lembaga survei.
“Orang hanya diberi nama dan diminta percaya. Saya sering menjadi bahan polling. Siapa menurut Anda yang pantas menjadi presiden hari ini? Anees Baswedan, Prabowo Subianto atau Andika Mahisa?” Jakarta Pusat, Minggu (20/11/ 2022).
Ia melanjutkan, “Tidak bisakah kami menyebutkan nama lain? Jadi kami diminta untuk memilih nama-nama ini, dari mana asalnya? Kami diminta untuk memastikan bahwa nama-nama tersebut tidak diuji idenya.”
Harris membantah daftar calon presiden yang diberikan lembaga survei.
Menurut dia, ada baiknya dilakukan verifikasi terlebih dahulu nama-nama calon presiden.
“Saya keberatan karena banyak orang berpengalaman di negeri ini yang layak untuk diuji namanya, dan yang memiliki konsistensi, pengetahuan dan dedikasi. Ini bukan hanya tes nama,” tambahnya.
Ia juga mengkritisi minimnya calon presiden untuk membahas hasil KTT G20 Bali 2022.
“Hasil pertemuan G20 mencapai 19 halaman. Mulai kesehatan, pangan, digital, dan lain-lain, kelompok pendukung atau calon presiden tidak membahasnya,” ujarnya.
Menurut Haris, semua orang sibuk mengiklankan tur dan memposting jumlah pendukung.
“Anis Baswedan welcome di mana-mana karena kebersamaannya dengan Eric Tuhir dan masyarakat Ganjar Pranou,” pungkasnya.